Label

Senin, 10 Februari 2014

WAHABI SALING BANTAI

ISIS Jelaskan Berbagai Fitnah yang Terjadi di Suriah

http://muslimdaily.net/                                                Beberapa waktu terakhir ini sering kita mendapatkan informasi di berbagai media mengenai konflik yang terjadi diantara para pejuang di Suriah. Tentunya hal ini merupakan informasi yang berat untuk didengar umat Islam yang mendambakan persatuan untuk melawan rezim tiran Bashar Assad.


Sebagai pihak yang tertuduh dalam masalah ini Daulah Islamiyah Iraq dan Syam (ISIS) mulai menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Tak kurang, pemimpin tertinggi ISIS Abu Bakar Al-Baghdadi beberapa waktu lalu dalam sebuah rekaman audio menjelaskan jati diri kelompoknya. Ia juga menyerukan perdamaian kepada faksi-faksi mujahidin lainnya dan penegasan kepada anggotanya untuk tidak berbuat zalim.

Kini, menyusul Abu Bakar Al-Baghdadi, giliran Abu Ubaidah Al-Maghribi selaku Dewan Syariah ISIS memberikan klarifikasi serupa. Sedikit berbeda dengan Al-Baghdadi, klarifikasi Al-Maghribi ini lebih detil, mengurai beberapa masalah yang menjadi titik serang terhadap ISIS.

Risalah tersebut dibagi menjadi tiga bagian. Pertama, untuk para ulama yang mukhlis, yang menaruh perhatian besar terhadap jihad di Syam.  ”Kepada para ulama yang memberi nasihat dan dai yang jujur, terutama Syaikh Sulaiman Al-Ulwan, Abu Muhammad Al-Maqdisi, dan Abu Qatadah Al-Falistini—semoga Allah membebaskan mereka semua dan mengangkat derajat mereka,” tutur Al-Maghribi.

“Pertama-tama kami menyampaikan rasa hormat kepada kalian sebab kalian adalah menara yang menyingkap fitnah seperti ini. Sebagaimana ungkapan Hasan Bashri, “Sesungguhnya fitnah itu bila datang, maka setiap orang alim bisa mengetahui (hakikatnya), dan bila ia telah pergi, setiap orang bodoh pun menyadarinya,” maka—setelah kepada Allah, kami percaya kepada kalian.”

Selanjutnya Al-Maghribi menjelaskan pandangan kelompoknya terhadap beberapa faksi dan tokoh yang dinilai sebagai kelompok sekuler dan murtad yang dibayar Amerika untuk menyerang ISIS. “

Pihak yang mengumumkan perang terhadap kami adalah Jaisy Mujahidin dan Jabhah Tsuwar Suriah yang dipimpin oleh si zindik Jamal Makruf dan Ammar Al-Wawi. Tanyakanlah kepada orang-orang Suriah tentang dua orang ini, jangan menanyakan kepada kami! Bertanyalah kepada Faishal Al-Qasim Ad-Durzi tentang hakikatnya! Orang zindiq, Jamal Makruf ini ketika didatangi oleh Abu Abdul Aziz Al-Qatari—rahimahullah—pemimpin Jamaah Jundul Aqsha, untuk bernegosiasi dengannya, Jamal Makruf justru membunuhnya dengan tangan dingin bersama beberapa pengikutnya. Kemudian, ia memberondong siapa pun yang ingin mendekat ke jenazahnya.”

Pesan kedua ditujukan kepada pemimpin Al-Qaidah, DR. Aiman Al-Zawahiri. “Wahai syaikh kami, percayalah bahwa kami sangat menjunjung tinggi kedudukanmu di hati kami. Engkau adalah bapak pendidik, hakim, guru, dan pemimpin yang berprestasi. Bagaimana tidak, sedangkan Imam Pembaru—rahimahullah— (Usamah bin Ladin; Red) telah memilih engkau untuk menemaninya dan engkau adalah orang terbaik yang membantu pemimpin terbaik?”

Lebih lanjut Al-Maghribi mengatakan, “Kami percaya bahwa dengan kejujuran, ketidakberpihakan, dan lamanya pengalamanmu, engkau akan bersikap pertengahan kepada saudara-saudaramu, bukan untuk mendukung mereka (JN; Red)—meskipun mereka memang berhak untuk itu—akan tetapi engkau menyampaikan itu untuk menjaga kelangsungan jihad di Syam. “

Kepada pemimpin Jabhah Nusrah,  Abu Muhammad Al-Jaulani ia berpesan, “Anda memiliki hak untuk mengkritik kebijakan Daulah, bila Anda suka, selama itu Anda lihat tidak membahayakan dirimu dalam urusan agama Allah. Akan tetapi, sebagai tuntutan keadilan dan persaudaraan dalam agama, dukunglah kami atas serangan anjing-anjing aliansi berhala dan Syabihah FSA yang mencela Allah dan agama-Nya!”

Pesan ketiga ditujukan Al-Maghribi kepada anggota ISIS. Menyitir Al-Qur’an surat Ali Imran 152 dan 165, ia mengingatkan bahwa segala musibah yang menimpa ISIS sebenarnya diakibatkan oleh perbuatan mereka sendiri.  ”Kita wajib meyakini bahwa musibah yang menimpa kita dan kekuasaan orang-orang yang hina terhadap kita, sebab langsungnya adalah dosa yang terjadi pada kita, dan kezaliman yang dilakukan oleh tentara kita. Apakah itu kesalahan sesama kita maupun kesalahan kita terhadap orang lain.”

Al-Maghribi dengan tegas melarang anggotanya mengkafirkan sesama Muslim. “Tidak seorang pun boleh memvonis kafir dan sejenisnya kepada harakah Ahrar Syam atau harakah lainnya, atau jamaah yang bisa dipastikan bahwa faktor yang mendorongnya untuk memerangi adalah kezaliman yang terjadi di dua pihak.”

Bahkan, tentang FSA (Free Syrian Army) ia menekankan kepada anggotanya, “Jauhilah sikap meremehkan darah yang terlindungi, dan tindakan sejenis, seperti generalisasi hukum terhadap FSA. Tidak dibolehkan mengkafirkan mereka secara umum hanya karena mereka berafiliasi kepada FSA. Sebagai contoh, Kolonel Riyadh Al-As’ad dari FSA, kita semua tahu sikapnya yang adil. Banyak orang yang berafiliasi ke FSA lebih baik daripada beberapa orang yang berafiliasi kepada faksi-faksi Islam.”

Yang tak kalah penting, Abu Ubaidah Al-Baghdadi juga menepis anggapan bahwa mainstream ISIS memaksakan baiat ala Khilafah kepada anggotanya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar